Life as Divorcee, Buku Solo Pertama Beauty Blogger Virly K.A

Halo Kawan,

Selain membahas berbagai hal tentang menulis, aku juga ingin lebih banyak berbagi tentang manfaat membaca serta buku-buku yang sudah kubaca di blog Ruang Aksara ini. Nah, aku akan membuat rubrik Buku Rekomendasi ya untuk setiap buku yang dibahas di blog ini. Semoga bermanfaat dan bisa jadi inspirasi kalian yang butuh bacaan seru, ya.

Kali pertama, aku akan mengulas buku solo pertama seorang beauty blogger, Virly K.A dari Semarang. Judulnya adalah Life as Divorcee yang diterbitkan oleh Penerbit EA Books, bagian dari Buku Mojok Grup Januari 2021. 

Pertama terima bukunya, aku suka sampulnya yang simpel dan minimalis khas buku terbitan zaman sekarang, berwarna oranye dengan judul dan nama penulis. 

Hanya urutannya agak tak biasa nama penulis diletakkan di tengah jadi bacanya seperti Life Virly K.A as DivorceeAda kutipan bukunya yang diletakkan di sampul: "Semua daftar kerugian bercerai itu kalah oleh satu hal: mendapatkan lagi hidup saya."

Life as Divorcee Virly KA
Life as Divorcee Virly KA (Foto: Nailah Ai)

Ya, tema buku ini memang tak biasa. Biasanya, buku-buku non fiksi terutama religi mengulas bagaimana agar bisa menemukan pasangan sejati, atau cara agar pernikahan bahagia. Ini kebalikannya. Tapi, kita tak bisa menutup mata terhadap fenomena perceraian ini. Menurut Kementerian Agama, angka perceraian di Indonesia pada pertengahan Agustus 2020 adalah sekitar 306.688 kasus. Melonjak tinggi pada saat pandemi ini (Merdeka, 12 September, 2020). 


Baca Juga:  Manfaat Membaca Buku Cerita


Sesuai judulnya, buku sederhana setebal 138 halaman ini berisi pengalaman hidup Virly sebagai divorcee atau janda di usia 25 tahun. Virly yang menikah pada usia 21 memutuskan berpisah dengan suaminya pada usia 25 tahun pada saat mereka memiliki satu anak. Tulisan dalam buku kecil ini beberapa sudah dimuat di blog Virly www.jurnalsaya.com.

Dalam buku ini, Virly membahas kehidupan sebagai divorcee dalam beberapa chapter. Chapter satu Life as Divorcee bercerita dibalik keputusannya ingin bercerai. Menurut Virly, bercerai bukan berarti menyerah atau enggan menyelesaikan masalah. Sama seperti memertahankan rumah tangga, bercerai juga merupakan solusi. Karena setiap orang bertanggung-jawab atas kebahagiaan hidupnya masing-masing.

Bab berikutnya, Sebelum Memutuskan Bercerai, Virly memberikan beberapa hal untuk dipertimbangkan. Salah satunya, adalah menjadi divorcee harus siap dengan tugas ganda. Sebagai janda, ia harus menjadi ibu sekaligus ayah bagi anaknya. Hal ini, menurut Virly tidak mudah. Stigma negatif di masyarakat Indonesia juga tak memudahkan kehidupan seorang divorcee. Menurut Virly, mereka kerap dicap gampangan. Mengesalkan, bukan?

Bab ketiga, Decision. Sebelum bercerai, ia menuliskan daftar kerugian dan keuntungan bercerai. Dan menurutnya, daftar kerugiannya jauh lebih banyak. Tapi menurut Virly, semua daftar kerugian bercerai itu kalah oleh satu hal: mendapatkan lagi hidupnya. 


Baca Juga: Buku Sukses Jadi Travel Blogger!

 

Walaupun judulnya Life as Divorcee, pada chapter 2 dalam buku Virly ini juga membahas hal-hal yang dibutuhkan para perempuan sebelum menikah. Salah satu babnya adalah Pre Marriage Talks I Didn’t Do. Berdasarkan pengalaman hidup yang ia lalui, Virly menuliskan pentingnya diskusi mendalam sebelum menikah sebagai persiapan memasuki pernikahan.

Pembahasan dalam bab ini menarik. Jika buku lain hanya membahas asyiknya menikah, Virly membahas hal-hal penting yang perlu dipersiapkan sebelum menikah. Bukan katering atau baju pengantin. Tapi, hal mendasar yang akan menjadi bekal pernikahan. Ingat, menikah inginnya seumur hidup. Salah satu hal penting yang harus dibicarakan adalah soal hidup dan prinsip. Kemudian, visi dan impian. Betul banget, untuk bisa bejalan selaras, pasangan suami-istri harus memiliki prinsip, visi dan misi yang sama dalam hidupnya.

Chapter 2 ini paling menarik untukku karena membahas berbagai hal penting dalam pernikahan. Virly membahas bagaimana jika terlibat dalam Toxic Abusive Relationship, juga menyuguhkan tipe-tipe lelaki yang sebaiknya kamu tidak terikat dengannya. Misalnya, suami genit. Hehe.

 

Life as Divorcee Virly KA
Buku solo perdana Virly KA (Foto: Nailah Ai) 

Keseluruhan, buku ini menarik dan enak dibaca. Kita jadi tahu pandangan seorang divorcee tentang kehidupannya. Untuk para perempuan yang berencana akan melangsungkan pernikahan, buku ini menurutku penting untuk dibaca sebagai pegangan terutama chapter 2 yang padat dan bergizi. Untuk perempuan yang telah bercerai, buku ini juga bisa menguatkan hati untuk melangkah, menjalani kehidupan barunya dengan lebih baik.

Ya, Pernikahan bukanlah kisah dongeng tapi, awal kisah kehidupan dua orang yang saling menyayangi dan beradaptasi seumur hidupnya. Untuk itu, sebelum melangkah kita harus satukan visi misi dulu agar nanti saat menjalani pernikahan kedua sejoli bisa kompak, ya. Selamat ya Virly untuk buku pertamanya, semoga makin semangat berkarya, ya. Ditunggu buku-buku selanjutnya. Buku ini bisa dibeli di berbagai toko buku kesayangan kamu atau order online ke bukumojok.com. Selamat membaca, ya!

 

Buku Life as Divorcee

Berat: 0.25 kg

Dimensi: 13 x 19 cm

Format: Softcover

Jumlah Hal: 138 Halaman

Penerbit: EA Books

Penulis: VIrly K.A

Tahun Terbit: 2021 

Harga: Rp78.000,00

Posting Komentar

28 Komentar

  1. Jadi pengen beli bukunya nih, penasaran.
    Sinopsisnya aja udah menarik..
    Emang bener sih saat memutuskan untuk menikah itu hal pertama yang dipersiapkan bukan perihal resepsi, tapi visi kehidupan setelahnya..

    BalasHapus
  2. Wah, selamat utk Virly atas buku pertamanya, semoga sukses.. Terima kasih review-nya, mba Dew..jadi ada bayangan ttg isi buku bagus ini..

    BalasHapus
  3. Usia 25 tahun ketika orang lain banyak menjadikan batas usia untuk menikah, penulis memilih untuk bercerai. Sebuah langkah yang berani untuk menemukan kembali hidupnya, dan itu memang paling penting - kebahagiaan diri sendiri.

    BalasHapus
  4. Hai mbak Dedew, saya juga punya temen deket yang hampir aja bercerai. Alhamdulillah-nya masih bisa diselesaikan baik-baik dan ga jadi cerai. Saya juga punya buku rekomendasi the 5 love languange karya Gary Chapman versi bahasa inggris. Versi Indonesianya belum nemu hehe ada kisah laki-laki dengan pernikahannya yang sudah 3x menikah dan bercerai padahal sikap suami selalu sama romantisnya ketika sebelum menikah. Ia pun bertanya pada Gary Chapman, seorang konsultan pernikahan. Ia menjelaskan setiap orang memiliki bahasa cinta yang berbeda. Dari yang aku baca meskipun belum selesai, ketika bahasa cinta pasangan tidak dipenuhi, pasangan merasa insecure dan merasa pasangannya tidak cinta lagi. Ini juga sudah banyak ditulis tapi menurutku yang ditulis Mr. Gary lebih detail dan mendalam. Terimakasih mbak Dedew, sudah sharing rekomendasi buku tentang relationship :)

    BalasHapus
  5. Saya membayangkan apakah isi buku ini ada adegan sedihnya mb dew? kalau iya saya suka mudah banget menangis. Bagus banget untuk dibaca yaa. Saya pun penasaran laki-laki genit seperti apa yang digambarkan mb virly ini.

    BalasHapus
  6. Betul, stigma masyarakat menjadi single parent karena divorce itu kadang mengerikan. Padahal orang2 juga ga tau apa yang udah dilalui oleh dia.

    Aku kayanya bakal masukin ini buku ke reading list. Menarik banget bahas persiapan sebelum menikah, aku pun sama mending liat dulu "i didn't do" karena pernikahan di real life tidak akan semulus dan semanis drakor :")

    BalasHapus
  7. Menurutku ini sudut pandang yang menarik dan berbeda dengan buku pernikahan kebanyakan. Dari sinopsis yang Mbak Dedew jelaskan, di buku ini pernikahan nampak sangat lebih realistis. Mungkin harusnya cocok dibaca sama anak-anak muda yang umur-umurnya udah dihantui sama keinginan untuk buru-buru nikah kali yaaaa...

    BalasHapus
  8. sebenarnya udah sempat lihat iklan buku ini wira wiri di IG, eh mbak Dedew malah udah duluan buat review-nya. Kalau baca dari sini, sepertinya sudut pandang isi buku ini menarik banget deh. Oke sip, masuk wishlist, semoga masih kebagian, hahahaha

    BalasHapus
  9. Wah, ini bisa jadi bacaan rekomendasi tahun ini nih, hehe. Karena sudut pandangnya berbeda dari buku yang membahas perihal marriage belakangan.

    BalasHapus
  10. Bukunya terdengar menarik mbak Dedew.. apalagi membicarakan hal-hal yang masih bisa dibilang sensitif dan taboo.. yaitu perceraian setelah menikah muda. Pasti ada banyak sudut pandang baru yang disajikan oleh penulisnya dan dilema-dilema yang dia hadapi sebelum dan setelah percerain itu ya.. apalagi ada buah hati dari pernikahan tersebut

    BalasHapus
  11. Menarik, melihat sudut pandang seorang wanita yang menikah dan memutuskan bercerai di usia muda. Tertarik dengan statement "semua daftar kerugian bercerai itu kalah oleh satu hal: mendapatkan lagi hidupnya". Singkat tapi cukup menggambarkan bahwa sepahit apapun perceraian adalah jalan terbaik untuk penulis.

    BalasHapus
  12. Baca reviewnya saja sdh bikin nahan napas..., berat. Subhanallah. Perceraian memang pahit, tapi dari yg pahit biasanya jadi obat. Saya bukan pro perceraian tp sy ingin membesarkan hati mereka yg alami ini agar tak hanya menyesali diri. Menatap masa depan jauh lebih penting. Sama² pentingnya untuk mati²an untuk berupaya agar bisa terus bersatu. Tapi andai harus memilih atau mendapatkan yg pahit, satu hal: tetap husnuzhan menatap masa depan. Wallahu a'lam.

    BalasHapus
  13. Iya juga ya... Yg sering dilupakan adahal hal-hal sebelum menikah di luar baju pengantin dan rencana pesta. seringnya setelah menikah, kita dpt "kejutan" realita pasangan kita.


    Ini buku bagus deh menurutku. Order ah...

    BalasHapus
  14. Menarik!
    Btw aku tahunya Mbak Virly itu masih mahasiswa single ��

    Aku jadi ingat dulu di Semarang ada sekolah pra nikah, isinya pembekalan ilmu sebelum nikah lengkap seputar rumah tangga, ngelola emosi, komunikasi dg suami/istri, dll. Lengkap pokoknya.
    Nggak tahu sekarang masih ada apa nggak

    BalasHapus
  15. kayaknya bukunya menarik mba... aku jadi pengen baca^^

    BalasHapus
  16. Bisa juga bukunya buat hadiah untuk perempuuan single ya, biar membuat persiapan akan menikah lebih tercerahkan karena menikah akan mengalami ups and downs

    BalasHapus
  17. wah ini buku yang anti-mainstream banget ya Mba, dan diangkat juga dari pengalaman pribadi jadi kita bisa mendapatkan pelajaran hidup dari tulisan yang dia buat

    BalasHapus
  18. Nah itu seringnya sebelum nikah kita hanya sibuk mikirin acara pesta dkk tp kita lupa mrmbahas hal2 prinsip spt gaya parenting atau prinsip2 lain yg akhirnya baru disadari setelah menikah. Bukan ga mungkin prinsip2 tsb bentrok n jd alasan perceraian ya mbak. Jd pengen baca nih jadinya

    BalasHapus
  19. Msh muda bgt y pas mb virly memutuskan bercerai. Sy juga tahunya MB virly msh gadis aja. Mmg menikah itu gampang, mempertahankannya itu yg susah. Kabarnya byk kasus perceraian di Semarang selama 2020.

    BalasHapus
  20. Wooww... selamat dulu nih untuk Virly atas buku barunya. Aku ga tau loh kalau Virly nulis buku. Mantap nih.

    Semoga apa yang dibagikan Virly dalam buku ini bisa menguatkan mereka yang memang terpaksa untuk berpisah dengan pasangannya. Bagi yang belum menikah, semoga apa yang dibahas di bab 2 tentang pre marriage talk bisa menjadi gambaran yang cukup mewakili bahwa menikah tak sekadar cinta, tapi juga ada visi dan misi yang harus disatukan untuk perjalanan bahtera rumah tangga yang kalau bisa berjalan langgeng.

    BalasHapus
  21. Selamat ya Virly untuk buku barunya, semoga bisa memberi pencerahan buat yg baca ya, baik yg dalam married relationship ataupun yg akan menikah. Bbrp bab udah pernah aku baca di blognya Virly, blak2an emang tapi bagus jadi macam wake up call buat yg suka taken for granted, dan bener nikah bukan cuma masa pesta2nya doang yaa

    BalasHapus
  22. Jadi ikut penasaran pengin baca bukunya. Pre talks before marriage menurutku penting. Sayangnya aku baru menyadarinya sesudah menikah. Beruntungnya, alhamdulillah dpt suami yg baik dan visi misi sama.

    BalasHapus
  23. Congrat buat Virly udah nerbitin buku pertamanya.
    Sebuah keputusan yang berat pastinya, namun ternyata Virly bisa move on. Bahkan menuliskan kisahnya agar menjadi pembelajaran pembaca. Sukses ya untuk buku pertamanya ini

    BalasHapus
  24. barokallah atas terbitnya bukumu ya mba Virly. Jadi karya cerita hidupmu agar orang lain bisa mengambil hikmahnya. Penasaran baca sendiri.

    BalasHapus
  25. Inspiring indeed. Sukses selalu untuk mbak Virly, semoga segera menyusul dengan terbitnya buku-buku selanjutnya.
    Aamiin ya Allah

    BalasHapus
  26. Aku tertarik baca karena Bab Pre Marriage Talks I Didn’t Do.
    Slama ini Bayanganku sblum nikah nanti, aq mau bkim perjanjian pranikah deh. Takut kyak tmen2ku bnyak yg tak bahagia krena larangan2 dr suami

    BalasHapus
  27. Aku udah punya dong bukunya, kebetulan aku pembaca setia jurnalsaya nya mbak Phirly, dan suka celoteh doi tentang life as divorcee. Banyak belajar sih, terutama soal pre marriage talk, bisa tuh besok diajarin ke anak saat cari suami dan istri. Dulu emak bapaknya santuy2 aja soal beginian :D

    BalasHapus
  28. Wah, wah, sungguh buku bermanfaat ini. Baca ulasan singkatnya saja sudah menarik.

    BalasHapus