Kenal Lebih Dekat dengan Artie Ahmad, Peraih Juara Terbaik IV HB. Jassin Award 2025

Halo Kawan Aksara,

Selamat Hari Pahlawan! Kali ini, aku ingin memperkenalkan kalian pada penulis buku, cerpenis dan esais muda asal Kota Salatiga, Jawa Tengah. Ia terlahir dengan nama Sunarti, menyematkan nama pena untuk karir penulisannya sebagai Artie Ahmad. Penulis kelahiran 21 November 1994 ini baru saja memenangkan penghargaan bergengsi HB Jassin Award 2025 kategori cerpen. 

Kenal Lebih Dekat dengan Artie Ahmad, Peraih Juara Terbaik IV HB. Jassin Award 2025

Cerpennya yang berjudul Simaloer meraih peringkat Terbaik IV di ajang tersebut. Wow, keren ya? Menurut panitia, cerpen yang masuk sekitar 8000 cerpen dan disaring menjadi 10 besar. Beberapa waktu lalu, sepulang Artie menerima penghargaan di Jakarta, aku berhasil memintanya untuk berbagi cerita kepada pembaca Ruang Aksara. Wah, terima kasih atas waktunya ya, Artie!

Menurut perempuan yang pernah bekerja di pabrik dan mengelola toko buku ini, ia belajar menulis secara otodidak. Awalnya, belajar menulis cerita pendek terlebih dahulu. Semuanya diawali dari kegemaran Artie membaca buku-buku cerita.  

Berbagai jenis buku yang ia baca. Menurut perempuan kelahiran Salatiga, ia tidak mengidentifikasi genre buku-buku itu secara khusus. Istilah anak sekarang, selera bacaannya terbilang random. Dan bacaan-bacaan itu cukup mempengaruhi Artie dalam menulis. 

Saat ini, ia suka menulis prosa. Menulis fiksi panjang atau pendek. Ada waktu ia meluangkan menulis cerita pendek, di lain waktu ia akan menyelesaikan tulisan panjangnya. Selain menulis cerpen, Artie memang fokus menulis novel.

Kenal Lebih Dekat dengan Artie Ahmad, Peraih Juara Terbaik IV HB. Jassin Award 2025

Tapi, tak hanya mampu menulis fiksi, ia juga piawai menulis esai dan artikel. Untuk kalian yang penasaran ingin membaca fiksi Artie bisa intip web Mojok.co. Ada beberapa cerpennya yang memikat di sana, salah satunya berjudul Terlalu Banyak Cinta Bisa Membunuhmu. Selain itu, cerpen-cerpennya juga menghiasi halaman koran nasional. Diantaranya Jawa Pos, Koran Tempo, hingga Kompas.

Hingga saat ini, Artie telah menulis 9 buku solo dan beberapa antologi. Buku-buku termasuk sebuah kumpulan cerita pendek dan sebuah novela. Buku-buku Artie diantaranya Sunyi di Dada Sumirah (Buku Mojok, 2018), Manusia-Manusia Teluk (Buku Mojok, 2020), Cinta Bodoh Harus Diakhiri (Buku Mojok, 2022), Sebuah Surau (Diva Press, 2022), Risalah Teh dan Tiga Keluarga (Falcon Publishing, 2024). 

Kenal Lebih Dekat dengan Artie Ahmad, Peraih Juara Terbaik IV HB. Jassin Award 2025

Karya terbarunya adalah Nyi Sadikem yang diterbitkan Penerbit Marjin Kiri tahun 2025. Naskahnya ia mulai tulis tahun 2021 dan diselesaikan tahun 2022 saat mengalami kehilangan orang tercinta dan dan naik-turun gelombang kehidupan. Menulis ternyata menjadi katarsis dirinya dan menjadi pendorongnya untuk bertahan. 

Karya-karya Artie termasuk kuat latar belakang daerah dan sarat nilai lokal, tak hanya tempelan tapi juga menyelami adat istiadat dan budaya daerah yang menjadi latar ceritanya. Karyanya mengangkat masalah sosial, budaya dan politik di masyarakat terutama kalangan perempuan. Tak heran, karyanya Sunyi di Dada Sumirah yang mengangkat kisah hidup perempuan tiga generasi banyak diteliti dalam artikel bahkan skripsi para mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Keren, ya!  

Kenal Lebih Dekat dengan Artie Ahmad, Peraih Juara Terbaik IV HB. Jassin Award 2025

Artie mengaku proses menulisnya tidaklah istimewa, sama saja seperti kebanyakan penulis. Ia suka memikirkan apa saja. Ide yang ia dapatkan biasanya datang dari mana saja. Terutama, ia suka menonton berita sehingga ketika ada berita yang menggelitik hatinya, biasanya akan berusaha ia pahami dan tulis menjadi cerita. Tidak seutuhnya seperti yang ada di kenyataan, hanya sudut pandang permasalahannya yang ia tulis untuk dikembangkan menjadi cerita yang utuh. 

Seperti yang sudah diceritakan di awal artikel, Artie menduduki Terbaik IV di ajang HB Jassin Award 2025. Artie mengaku senang saat ia memenangkan lomba itu karena pada akhirnya ia dapat berdiri di panggung Teater Taman Ismail Marzuki sebagai salah satu penulis terpilih. Sebuah prestasi gemilang untuk menutup tahun 2025 ini. 

Menurut Artie, proses mengikuti perlombaan cerpen tersebut tidak ada yang terlalu istimewa. Sama saja seperti saat ia mengikuti perlombaan menulis lainnya. Untuk idenya, sebenarnya sejak tahun lalu ia ingin memfokuskan untuk menulis sebuah tema. Cerpen itulah salah satu bagian yang ia tulis. 

Kenal Lebih Dekat dengan Artie Ahmad, Peraih Juara Terbaik IV HB. Jassin Award 2025

Ketika aku tanyakan, siapa role modelnya dalam berkarya? Menurut Artie, Ini pertanyaan yang cukup sulit, karena ada beberapa penulis yang ia suka, tapi cukup bingung apakah mereka adalah role model nya dalam menulis? Dalam menulis, agaknya ia mengambil jalan 'kebebasan'. Jadi cukup sulit menjawab siapa role model Artie saat ini.

Keinginan Artie saat ini adalah ingin menulis feature, sebuah catatan perjalanan yang tak banyak ditulisnya. Selain itu, ia ingin menyelesaikan beberapa tulisan panjang lainnya. Harapan Artie, dunia kepenulisan di Indonesia selalu bertumbuh. Dunia perbukuan saat ini jauh lebih sehat dari sebelumnya. Sebuah sinyal positif bagi penulis dan insan perbukuan lainnya. 

Apa pesan Artie untuk kamu yang ingin menjadi penulis? 

"Jangan berhenti belajar. Menulis adalah kerja seni yg selalu membutuhkan belajar terus menerus." pungkasnya. 

Terima kasih untuk semangatnya, Artie. Selamat berkarya, dan selamat untuk kemenanganmu ya!

Posting Komentar

0 Komentar