Halo Kawan Aksara,
Beberapa waktu lalu, tepatnya 18
April 2025 aku mengikuti acara Panggung Puisi Keliling, buku Ternyata Tanpamu
karya Natasha Rizky yang akrab disapa Acha di Gramedia Pandanaran, Semarang. Acara
ini dihadiri peserta dari berbagai kota di Jawa Tengah yang antusias ingin
bertemu Acha dan mendengarkan kisah dibalik penulisan bukunya.
Acha adalah seorang penulis buku dan seleb. Karir keartisan Acha dimulai sejak ia menjadi juara kedua Gadis Sampul 2008. Sejak itu, ia dikenal sebagai artis, model dan presenter. Tahun 2023, ia bercerai dari Desta Mahendra yang memberinya tiga anak.
Banyak artis atau selebriti yang
menulis buku dan laris di pasaran. Tapi, berbeda dengan Acha, ia terbukti serius
menekuni dunia penulisan. Buku Ternyata Tanpamu adalah bukunya yang keempat. Tiga
buku lainnya adalah Catatan Kronik, Katanya Nikah Mudah, dan Kamu
Tidak Istimewa. Tahun 2019, ia membentuk komunitas literasi di Instagram
bernama @diksiaca yang memiliki follower 50 ribu lebih.
Acha jatuh cinta pada puisi sejak menonton Ada Apa dengan Cinta? Yang diperankan Dian Sastro dan Nichola Saputra saat ia duduk di bangku SMP. Usianya saat itu sekitar 13 tahun. Gara-gara film itu, ia jadi membaca buku Aku karya Chairil Anwar dan terpesona. Oh, ada ternyata ada ya tulisan berupa kata-kata indah seperti itu?
Banyak kata-kata bermakna metafora
dan kiasan yang ditulis penyair Chairil Anwar yang sulit ia mengerti tapi ia
terlanjur jatuh cinta. Acha pun tertarik menulis puisi karena indah, maknanya
beragam dan bisa dinterpretasikan oleh pembaca sesuka hati.
Acha telah menghasilkan dua buku
puisi sebelumnya. Menurut Aca, ketiga buku puisinya merupakan sebuah rangkaian.
Bukunya Catatan Kronik misalnya berisi banyak pertanyaan tentang berbagai hal
dalam kehidupan, kenapa sih?
Pertanyaan yang mengganggunya sejak
usia remaja hingga akhirnya menikah. Buku ini adalah kompilasi berbagai hal
yang mengusiknya yang dituangkan dalam puisi. Walaupun ketiga buku puisinya
adalah sebuah rangkaian semacam trilogi tapi bisa dibaca terpisah dan tidak
berurutan.
Makna buku puisi ini pun terlihat jelas di sampulnya. Menurut Aca, sampul bukunya menggambarkan bahwa seseorang butuh beberapa musim untuk bisa lepas dan ikhlas menerima kehilangan.
Kumpulan puisi di buku Ternyata Tanpamu itu adalah fase melepaskan dan menerima kehilangan tersebut. Insya Allah, luka itu akan mengering, dan sembuh.
Ada banyak perbedaan di buku puisi terbarunya ini. Menurut Acha, kosakata di dalam buku ini lebih santai dan mudah agar pembaca mudah memahaminya, dan menjangkau lebih banyak pembaca.
Ada yang bilang buku-buku Acha berisi curhat pengalaman pribadinya apalagi setelah drama rumah tangganya yang banyak diketahui publik. Ia disebut menelanjangi diri sendiri tapi Acha tak peduli. Tak bisa dimungkiri, setiap tulisan yang dihasilkan para penulis akan ada bagian kisah pengalaman dirinya.
Tapi, ia menulis karena ingin
pembaca relate dengan puisi-puisinya. Ia ingin orang-orang membaca
karyanya, dan merasa terhubung. Untuk itulah, walaupun banyak pengalaman dan
refleksi pribadi, agar karyanya bisa dinikmati pembaca, Acha tak sembarang memuat
puisi-puisinya di dalam buku.
Menurut Acha, kalau hanya menulis
pengalaman diri sendiri, lebih baik menulis diari, jangan menulis buku. Penulis
jangan egois dan menulis sesukanya. Tapi, harus memikirkan juga pembacanya,
apakah tulisannya akan berdampak bagi pembaca, apakah bermanfaat? Tulisan ini
mau dibawa ke mana?
Jika menulis hanya untuk
menyalurkan perasaan saja, tulisan di diari saja sudah cukup. Tapi, perempuan
kelahiran Padang, 23 November 1993 ini ingin karyanya hadir untuk merangkul pembaca.
Bersama editor, Acha mengkurasi semua
puisinya agar pesannya bisa sampai ke pembaca. Proses kurasi puisi ini
melibatkan diskusi panjang-lebar dengan editor tercinta bahkan ada puisinya
yang tak jadi masuk ke buku karena berbagai pertimbangan.
Di buku keempat ini, puisi-puisinya
tetap terukur dan meluaskan interpretasi tapi tetap ada rasa. Ya, penulis harus
menulis dengan kejujuran, dengan rasa. Tentu saja, pembaca akan melakukan interpretasi
sendiri akan karya penulis itu dan hal itu tak bisa dihindari ketika karya kita
sudah terbit dan tersebar luas.
Nah, chapter selanjutnya adalah
Perpisahan. Puisi-puisi Acha bertema perpisahan, Ya, perpisahan itu ada di
setiap kehidupan seseorang hanya berbeda bentuk. Lalu bab terakhir adalah
chapter After Perpisahan. Yaitu, aku tanpamu, bagaimana? Buku dengan
sampul manis berwarna merah muda ini berisi 86 puisi yang ditulis Natasha
Rizky.
Menurut Acha, Puisi yang paling
berkesan ada di bab pertama, Perjumpaan. Salah satunya adalah Puisi Bakah, 2013 yang
ditulisnya untuk mengenang perjalanan umrah Acha ke Tanah Suci. Menulis puisi ini membuatnya kembali mengingat masa
lalu, memutar visual di otaknya, yang ternyata cukup menguras emosi dan tenaga saat
dituangkan dalam tulisan.
Di acara ini, Acha membacakan dua puisinya dengan penuh rasa. Untaian kata-kata indah yang dirangkainya membuatku merinding. Indah sekali. Bergantian, beberapa peserta maju membacakan puisi Acha dengan penuh penghayatan. Puisi-puisinya terngiang di hati. Great Job, Acha.
Sekali lagi, Acha berharap buku
ini bisa menjadi teman tulus untuk para pembaca agar tidak merasa sendirian. Di
luar sana, banyak pejuang yang juga sedang berusaha menyembuhkan lukanya walau
dalam beberapa musim.
Setelah menulis buku ini, Acha merasa ternyata tanpamu tak mesti hancur dan merana. Ternyata, kita bisa baik-baik saja, hidup terus berjalan. Memang tak mudah, tapi kita tetap bisa makan, dan masih bisa bernapas. Ia sudah pulih dan bebas. Karena itulah, Acha merasa buku keempat ini adalah buku puisi terakhirnya. Chapter ini sudah selesai.
Tapi, tentu saja para pembaca tetap menunggu Natasha Rizky yang cantik dan tegar ini kembali menulis buku chapter baru dalam hidupnya. Pesan Acha untuk kamu yang ingin berkarir sebagai penulis, menulis akan menumbuhkan rasa, maka jatuh cintalah, jujurlah pada dirimu sendiri.
Judul Buku: Ternyata Tanpamu...
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: Februari, 2024
Cetakan: Pertama
Penulis: Natasha Rizky
Halaman: 104 Hal
Harga Rp155.000,-
24 Komentar
Menarik banget buku puisi ini. Setema dengan novel baruku ya, Tanpa Warnamu. Suka dengan quotenya bahwa penulis enggak boleh egois, harus memberikan sesuatu buat pembacanya
BalasHapusWhoaaa ternyata Caca ke Semarang juga thooo
BalasHapusAwal Mei, Caca juga ke Tunjungan plaza, mbaaa, tepatnya ke Gramedia Surabaya.
Aku sebenernya pengin ikutaaaann, mana temen2ku juga dah pd nonton film "Keajaiban Air Mata Wanita" yg mana Caca juga main di pilem ituuu.
tapi blum rezeki karena kok yhaaaa hari dan jamnya barengan ama acara lain.
Seruuu bgt yaaa.
Wah buku yang bagus ya.. Sayang saat acara ini aku tak bisa ikut. Mudah-mudahan nanti bisa membaca langsung untaian kata indah Acha dalam buku-buku puisinya
BalasHapusAh. Buku ini kupikir adalah curahan hati Acha tentang mantan suaminya. Kayak pas banget gitu, dia menerbitkan buku ini habis bercerai kan ya?
BalasHapusPernah juga beberapa puisinya yang seliweran di media sosial kan. Puisi itu kayak menggambarkan gimana perasaannya saat menghadapi persidangan.
Kalau tidak membaca tulisan mba, aku tidak akan tahu kalau mantan istri si Desta ini serorang penulis. Kalau tidak mampir ke blog ini, tidak akan tahu juga kalau ia sudah melahirkan beberapa buku.
BalasHapusMenarik judul buku tanpamu yang memiliki arti luas. Semoga karya indahnya banyak bertemu "tuannya", #amin.
Aku baru tahu nih tentang Natasha Rizky atau Acha. Jadi belajar banyak juga tentang dirinya dan perjalanan sastranya, ketertarikannya pada puisi sejak remaja hingga komitmennya dalam dunia kepenulisan. Dan karyanya "Ternyata Tanpamu" ditujukan bagi pembaca dalam menghadapi kehilangan, dengan bahasa yang lebih santai dan mudah dipahami. Pendekatan Acha yang mempertimbangkan dampak tulisannya terhadap pembaca menunjukkan kedewasaan dan empati seorang penulis sejati. Semoga saja semakin banyak acara literasi seperti ini yang menginspirasi dan mempererat hubungan antara penulis dan pembaca ya.
BalasHapus"Penulis jangan egois dan menulis sesukanya. Tapi, harus memiikirkan juga pembacanya, apakah tulisannya akan berdampak bagi pembaca, apakah bermanfaat? Tulisan ini mau dibawa ke mana?"
BalasHapusSetuju banget poin ini mbak. Kadang kita sebagai penulis itu cuma mikir pelepasan emosi kita aja, tapi lupaa mikirin apakah tulisan kita itu ada value-nya atau tidak.
Ini bagus banget sih mbak buat jadi bahan renungan.
Natasha ini punya banyak potensi. Gadis Sampul, model, pemain sinetron dan film. Dan keren ya, sudah banyak menulis buku juga, termasuk buku puisi, saya aja sudah menulis puisi hehehe.
BalasHapusSungguh inspiratif bisa berpuisi bersama Natasha Rizky! Acara Panggung Puisi ini terasa hangat dan personal, apalagi dengan kisah di balik buku "Ternyata Tanpamu". Semoga bukunya terus menginspirasi banyak orang yang sedang merayakan atau melewati kehilangan.
BalasHapusKeren ya Acha, ternyata sudah mulai menulis puisi sudah lama. Apa2 yg ditulisnya relate dengan banyak orang. Merasa kehilangan sesuatu atau seseorang pasti tak mudah, tapi bukan berarti tak bisa melanjutkan hidup.
BalasHapuskonsistensinya Acha untuk menulis buku memang mantuls banget ya.
BalasHapusApalagi ini bukunya puisi pula, terbilang berat untuk yang kurang suka dengan makna kiasan, tetapi Acha bisa melibasnya dengan baik.
PEnasaran dah jadinya dengan bukunya yang ini.
Tahu buku ini ketika dibacain oleh si ex, ternyata ini isinya puisi-puisi ya. Dan gara-gara rame di videonya si ex, netizen menduga bahwa 'kamu' yg ada di buku ini adalah si ex. Entah benar entah tidak.
BalasHapusBTW Natasha Rizky aslinya cantik banget yaa.
eh, baru tahu kalo Natasha Rizky punya bukuu. kmrn itu kalo nggak salah ada juga di Sby. cuma karena aku nggak ngeh, itu bukunya Natasha jadi nggak ikutan. ah, sayang banget
BalasHapusPas Kak Acha ngadain road show ke Gramed Botani dan GI pengen banget datang, sayangnya belum pas karena ada tugas kerjaan. Betapa berkesan sekali bisa hadir ke acara kak Acha mba.
BalasHapusMendengar langsung pemaparan beliau terkait motivasi menulis puisi dan memikirkan kebermanfaatan buat para pembaca. Memang penulis sejati beda banget pola berpikirnya. Inspiratif sekali. Semoga ia semakin banyak karya dan orang-orang kian cinta sama dunia literasi ya.
Menjadi penulis tak harus egois, bener juga yaaa. Karena yang ditulis nggak melulu tentang dirinya, tapi harus relate dengan pembacanya juga . Keren euy, jadi pingin baca buku puisinya nya Acha.
BalasHapusSalah satu seleb yang aku ikutin waktu dia menerbitkan buku adalah pasangan Ayudia & Ditto. Aku tau, Natasya Rizki juga nerbitin buku pasca bercerai. Tapi ya dasar jiwa julid, aku sangsi isinya bakal bagus, heheheh. Kirain tuh cuma curhatan hati, gundah gelisah pasca cerai. Ternyata lebih dalam dari itu ya.... Maafin yak. Semoga ada rejeki, bisa beli bukunya dan menikmati tulisan yang ia suguhkan, amin.
BalasHapus104 halaman, dan harganya 155k. Wooow sih, lumayan mahal 😅😅😅. Lebih mahal dr buku fiksi ya mba. Apa krn membuat puisi lebih susah?
BalasHapusKalo mau jujur, di antara semua jenis buku, aku paling ga suka puisi. Krn sering ga paham maksudnya apa.
Bisa jd krn aku tipe yg sukaaa detil suatu cerita, alur jelas dan ending memuaskan.
Jadi kalo baca puisi, aku hrs berpikir dobel untuk paham maksudnya apa 😅😅.
Tp salut utk natasha, krn dia kreatif dan berbakat sih. Salah satu link bisnis dia yg aku suka, jualan tudungnya di bawah brand Alur Cerita. Enaaak banget dipake tudungnya
Keren banget Acha, ternyata produktif juga sebagai penulis buku dan puisi ya. Aku blm pernah sih baca bukunya, karena gak ngeh Natasha Rizky sebagai penulis. Taunya saat dia jadi artis aja. Keren, inpiratif sebagai ibu muda juga...
BalasHapusmembaca buku puisi membuat kita seperti merefleksi diri. Aku kalau membaca puisi dan menemukan kata-kata yang belum pernah aku temui, jadi berpikir keras, dan dari situ jadi tau kosakata dalam dunia sastra yang menarik
BalasHapusWah asyik banget bisa meet and greet sama Natasha Rizky jadi nambah insight ya kak
BalasHapusYa Allah ini seru banget.. kapan lalu ternyata di gramedia TP juga ada acara ini, cuma aku lagi pas ada acara di kidzoona jadi ga bisa ikutan liat hikz..
BalasHapusaku suka isi bukunya bener-bener kayak kasih motivasi buat kita yang lagi hancur kehilangan seseorang
Wah, seru banget bisa melihat kak Acha roadshow
BalasHapusAku juga punya buku buku puisi karya kak acha ini
Sayangnya, pas roadshow di Surabaya, aku nggak bisa nonton
Wah, seru banget bisa melihat kak Acha roadshow
BalasHapusAku juga punya buku buku puisi karya kak acha ini
Sayangnya, pas roadshow di Surabaya, aku nggak bisa nonton
Penasaran dengan bukunya, saya baru tahu kalau Natasha Rizky ini punya buku dan sudah banyak ya ternyata bukunya ini, dengan judulnya Ternyata Tanpamu ini enuh makna ya bisa tanpa pasangan atau tanpa Tuhan, atau tanpa lainnya, wajib banget baca tulisannya biar tahu secara menyeluruh maknanya
BalasHapus