Dian Kristiani, Terinspirasi atau Menjiplak Cerita Penulis Lain?

Halo Kawan Aksara,

Beberapa waktu lalu aku mengikuti Ngopi yang diselenggarakan Paberland atau Forum Penulis Bacaan Anak secara online di Zoom. Judulnya Karya Asli VS Saduran yang dibagikan oleh tiga narasumber.

Baru-baru ini, ada kejadian dugaan plagiasi oleh sebuah penerbit besar di Indonesia. Buku yang diduga jiplakan ini adalah buku anak terkenal dari Amerika Serikat yang sudah laku berjuta eksemplar. Penulisnya mengaku terinspirasi dari buku beken itu. Apalagi, banyak penulis menerapkan metode ATM yaitu Amati, Tiru dan Modifikasi. Sayangnya, metode ini sering membuat penulis jadi terjebak plagiasi.

Dian Kristiani, Kamu Terinspirasi atau Menjiplak Cerita Penulis Lain?
 Dian Kristiani, Terinspirasi atau Menjiplak Cerita Penulis Lain? 

Sebenarnya bagaimana sih batasan antara menjiplak dan terinspirasi ini?

Untuk itulah, Paberland mengadakan kegiatan Ngopi atau Ngobrol Hepi ini untuk meningkatkan pengetahuan penulis dan insan perbukuan tentang plagiasi ini. Sayang banget kan, karena kurang paham tentang penjiplakan buku kita bisa dituduh menjiplak karya penulis lain. Oh, no!

Baca Juga: Deux Ex Machina, Kebetulan dalam Ceritamu

Kali ini, aku ingin bagikan sharing Cici Dian Kristiani sebagai narasumber pertama dalam acara Ngopi ini ya. Cici Dian adalah penulis buku anak produktif dan anggota komite penilaian buku non teks di Pusbuk Kemdikbud. Beliau berasal dari Semarang dan kini tinggal di Sidoarjo bersama suami dan kedua putranya.

Menurut Cici Dian yang lulusan Filsafat UGM ini, ada tiga cara penerbit untuk mendapatkan naskah untuk diterbitkan yaitu penulisan karya asli, penerjemahan dan penyaduran. Penulisan ini maksudnya ya karya yang ditulis penulisnya sendiri atau karya asli penulis. Terus, ada juga kegiatan penerjemahan buku dari bahasa asing dan diterbitkan ke dalam bahasa Indonesia. Terakhir, ada karya saduran yang diterbitkan jenisnya seperti cerita rakyat dan legenda.

Kita sering mendengar ungkapan, Nothing new under the sun.

Apakah benar semua hal di atas bumi ini sudah pernah ditulis? Tak ada lagi karya orisinil dong? Tenang, kalau ide ceritamu tentang anak ingin ikut lomba, berlatih keras dan menang maka jangan ge er kalau ceritamu itu ditiru penulis lain.

Aktif di berbagai kegiatan literasi dan perbukuan 

Ide cerita seperti itu kan standar. Cerita semacam itu sepertinya sudah ditulis siapa saja. Tak apa, kamu tetap bisa menuliskannya.  Tak apa, kita memiliki cerita yang tulangnya sama. Analoginya, manusia memiliki susunan otak dan tulang sama. Nggak mungkin kan ada yang di pinggang otaknya. So, tulang atau cerita boleh sama. Kalau ada yang menulis cerita mirip dengan idemu jangan ge er dan menuduhnya menyontek. You are not that great sampai tulisanmu dicontek. Hehe. 

Nggak mau kan, kita ikut lomba menulis atau mengirim cerita ke penerbit tapi cerita kita hanya so so saja alias kualitasnya standar.

Temukan Suara Aslimu

Bagaimana cara mengakalinya? Teman-teman penulis tentu punya voice sendiri-sendiri, punya style masing-masing. Itu yang tak bisa ditipu. Style kalian unik. Berikan suaramu dalam cerita itu. keunikan suaramu takkan bisa ditiru.

Menurut Dian Kristiani, ciri khas dia adalah menulis cerita yang lucu. Maka cerita-cerita yang ditulisnya akan selalu mengandung kelucuan apapun genrenya. Cerita karyanya selalu menyerempet hal yang lucu. Walau temanya mungkin sama dengan penulis lain, tapi cerita yang ia tuliskan pasti berbeda. Ide cerita boleh sama. Tapi, tokohnya beda. Konfliknya berbeda. Endingnya pun pasti berbeda.

Kalau kalian sudah membaca buku anak populernya berjudul Krauk Krauk, kalian akan paham bahwa tema ceritanya termasuk basi karena ceritanya tentang anak ikut lomba 17an.  Biasa banget, kan?

Nah, tema boleh standar. Tapi bagaimana dengan settingnya, lomba yang diikuti tokohnya dan endingnya bagaimana? Ci Dian dalam Krauk Krauk menuliskan tokohnya akhirnya kalah di akhir cerita tapi ada plot twist yang memikat pembaca. Itulah yang membedakan ceritanya dengan cerita tema sejenis. Takkan mungkin ada yang menuduh Krauk Krauk meniru cerita lain.

Jadi untuk para penulis gali potensi kalian. Tentukan voice kalian seperti apa. Temukan keunikan kalian, ciri khas, gaya menulis kalian.

Metode ATM, Bukan Asal Meniru

Menurutnya, metode ATM itu bukan sekadar menyontek mentah-mentah. Metode ATM kuncinya berada di kata ketiga yaitu modify atau modifikasi. Kalau sekadar tokoh cowok diganti cewek, setting gunung diganti laut. Itu namanya bukan modifikasi tapi hanya tambal sulam. Hindari ya, Kawan.  

Bagaimana dengan terinspirasi? Ada penulis yang membuat cerita jiplakan dengan dalih terinspirasi. Menurut Ci Dian, yang namanya terinspirasi itu hanya meniru satu bagian saja dari sebuah karya.

Setelah membaca buku Krauk Krauk, kalian mungkin akan berpikir, “Ah, saya ingin menulis dengan cerita dengan topik sama, ah.”

Nah, kalian yang terinspirasi dari buku Krauk Krauk mungkin jadi tertarik untuk untuk menulis sebuah buku anak tentang permainan tradisional Indonesia. Boleh. 

Atau mungkin setelah membaca buku fantasi Harry Potter karya Jk. Rowling kalian jadi ingin menulis cerita tentang sekolah sihir. Boleh saja. 

Tapi, karakter tokohnya jangan persis Harry Potter hanya diubah namanya jadi Es Puter. Yang menginspirasi hanyalah satu hal dari sebuah cerita dan hal lainnya harus kamu kembangkan sendiri. itu yang namanya terinspirasi.

Penulisan Karya Asli

Menurut UU No 3 penulis punya berbagai hak dan kewajiban. Hak penulis adalah memiliki hak cipta untuk seluruh karyanya. Sebagai penulis, mereka juga berhak mengalihkan hak cipta yang dimiliki kepada pihak lain. Penulis juga berhak mendapat informasi tentang penjualan dan jumlah tiras buku secara periodik dari penerbit.

Penulis sebaiknya mengetahui berapa jumlah bukunya yang telah terjual. Dengan data dari penerbit, penulis jadi tahu buku mana yang harus lebih dipromosikan. Penulis juga mengetahui apakah penghitungan royaltinya sudah benar atau tidak. Penulis berhak memiliki organisasi profesi.

Apa kewajiban penulis? Ia wajib mencantumkan nama asli atau nama samaran di dalam karyanya. Penulis juga harus bisa mempertanggung jawabkan hasil karyanya. Bahwa buku yang ia tulis benar-benar berasal dari buah pikirannya, hasil dari riset, membaca banyak literatur dan dari pengalamannya sendiri.

Salah satu buku karya Dian Kristiani 

Penerjemahan Karya

Bagaimana dengan menerjemahkan? Kaidah penerjemahan bisa disesuaikan secara idiomatik atau parafrase sesuai bahasa sasaran. Karya terjemahan juga bisa disesuaikan dengan konteks budayanya. Kesamaan ide dan teks bahasa sasaran ditujukan agar tidak terjadi pergeseran dari makna sebenarnya, tidak terjadi perubahan jenis teks dan pesan dari karya itu dapat tersampaikan.

Jadi ketika teman-teman melihat buku yang mirip karya terjemahan, perhatikan adakah pergeseran makna? Adakah perubahan jenis misalnya teks untuk anak dan jenjangnya apa? Apakah pesan teks aslinya tersampaikan atau tidak? Kalau iya, berarti buku yang kamu baca adalah hasil terjemahan.

Menurut UU No 3 Pasal 15, penerjemah wajib memiliki izin dari pemegang hak cipta atau ahli waris naskah aslinya. Kalau tak punya izin, lalu menerjemahkan karya orang itu namanya mencuri. Cantumkan nama asli penulis dan nama penerjemahnya di dalam buku. Penerjemah bertanggung jawab atas naskah hasil terjemahannya.

Penyaduran Karya Penulis Lain

Menyadur atau sadur menurut KBBI adalah menyusun cerita aslinya secara bebas sesuai garis besar ceritanya. Kaidah penyaduran harus sesuai UU yang berlaku di Indonesia. Menyadur karya orang lain tidak mengubah tema, tokoh, alur cerita, dan lainnya. Jika teman-teman melihat buku yang temanya sama, tokohnya sama hanya diubah nama, maka itu berarti karya saduran.

Penyadur wajib mengantungi izin dari penulis dan ahli waris karya tersebut. Pembaca harus mempertanyakan jika ada buku yang sama persis isinya dengan buku yang ada sebelumnya apakah mereka punya izin untuk menyadurnya?

Jika kita menyadur karya domain publik seperti cerita rakyat atau karya yang penulisnya sudah meninggal selama 70 tahun maka kita tak perlu izin lagi. Contoh karya berdomain publik seperti cerita rakyat Nusantara dan dongeng barat seperti Hansel dan Gretel.

Hanya saja, dalam menyadur karya berdomain publik kita juga mesti hati-hati. Misalnya saja, cerita Cinderela karya Perrault bisa kita sadur dengan bebas. Sedangkan Cinderella yang hak ciptanya sudah diambil alih Disney tak boleh kita sadur tanpa izin.

Begitu juga dengan cerita dan tokoh Sinterklas yang merupakan dongeng rakyat. Kita bebas menyadur ceritanya. Tapi, jangan sampai kita menyadur cerita dan ilustrasi Sinterklas yang hak ciptanya sudah diambil oleh perusahaan Coca-Cola. Penerbit dan perusahaan luar negeri tak segan menuntut kita.

Jadi, walaupun ceritanya berdomain publik, kita harus tetap berhati-hati apakah karya itu sudah ada yang memegang hak ciptanya atau tidak. Jangan mencoba menirunya misalnya kamu menggambar tokoh Sinterklas dari Coca-Cola dengan janggut hitam atau badannya lebih kurus.

Pihak luar negeri sangat mendetail dengan hak cipta milik mereka dan tak segan menuntut pelaku hingga miskin.  Jangan beranggapan mengubah sedikit takkan jadi masalah. Jangan menyusahkan penerbit,  karena jika kalian menjiplak karya orang lain, mereka yang akan dituntut lebih dahulu, bukan penulis.

Pesan Cici untuk para penulis cerita anak, menulislah dengan gembira. Jangan susah hati, dan jujurlah sesuai hati nurani. Saat menulis, pikirkan apakah tulisan kita akan membawa keberkahan untuk kita, atau hanya ditulis untuk sekadar mengejar popularitas  belaka. Tulislah karyamu dengan jujur dan niatkan untuk kebaikan. Maka kita takkan tergoda untuk menjiplak karya orang lain. 

Sumber Foto: 

Instagram Dian Kristiani dan Ruang Aksara 

 

Posting Komentar

15 Komentar

  1. makasi untuk artikel yang menarik ini, aku jadi terbuka wawasan tentang penulis cerita anak dan juga tentang penjiplakan karya penulis lain

    BalasHapus
  2. Memang deh, ternyata menulis dengan teknik ATM ini ga semudah yang dibayangkan. Saking ingin cepat dan gampang, masih banyak penulis yang menjiplak tulisan orang lain...plek begitu. Bahkan kalau ada lomba menulis, bisa2 yang menang adalah si penjiplak, kasihan penulis aslinya yang membawa inspirasi cerita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penulis juga harus belajar mencari ide segar dan jenis tulisan yang ingin ditampilkan. ATM ini jadi abu-abu deh jadinya. Kalau soal video sekarang lagi rame tuh yang bocil kelas 2 SMP dibilang jiplak video seniornya hihihihi... Ya semoga kita sebagai penulis, blogger dll bisa menulis dengan sudut yang lebih baik ya.

      Hapus
  3. Nothing new under the sun bener juga sih tinggal kita sebagai penulis yg pinter2 cari angle baru ya mbak. Intinya harus banyak2 baca dan cari referensi supaya terhindar dr penjiplakan dan dari banyak baca dan nulis kita juga akan menemukan ciri khas atau tone kita sendiri ya mbak. Nice sharing mak dew thanks

    BalasHapus
  4. Wahh oya Mbak. Buku yg ketahuan plagiat itu aku belum megang sih. Kok bisa lolos ama penerbitnya, kecolongan apa ya? Kalau udah ada UUnya bersrti penulis yg memplagiat cerita bisa dituntut dan dipenjara ya?

    BalasHapus
  5. Makin banyak penulis yang bikin buku atau sekedar cerita di blog maka akan mendapatkan informasi tepat dan akurat . ATM Cara mudah bikin tulisan tapi semangat kadang kendor jadi meski segera di motivasi.

    BalasHapus
  6. Wah, pesan yang sangat mendalam untuk penulis senior
    Iya sedih banget ya mbak, ada juga penulis yang memplagiat karya penulis lain

    BalasHapus
  7. Dalam menulis buku memang perlu kehati-hatian ya, Mbak. Niatnya mau ATM eh tapi malah hanya melakukan tambal sulam.
    Saya salut dengan penulis buku anak yang bisa buat cerita dengan tema yang sederhana tetapi menarik dan bermanfaat bagi pembacanya

    BalasHapus
  8. Penting banget utk ATM bukan jadi penjiplak yang konsep dan isi cerita sama. Harus bisa berkarya dengan jujur untuk menyenangkan orang lain juga

    BalasHapus
  9. Thanks for sharing, sering banget diajarkan di ilmu kepenulisan amati tiru modifikasi, tapi jarang yang bilang modifikasi itu kuncinya

    BalasHapus
  10. Iya ya, tiap penulis punya Style masing masing. Temanya sama tapi kalo ditulis dari sudut pandang beberapa penulis pasti hasilnya banyak yang berbeda.

    BalasHapus
  11. Nah iya ya mba.. metode ATM ini harus benar2 dicermati bukan adal ceplok tapi tetap harus modifikasi dengan cara kita gaya kita dan pandangan atau pendapat kita juga bisa..

    BalasHapus
  12. Cara penulisan ATM ini harus benar-benar dipelajari bagaimana agar tidak meniru karya orang lain. Ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya penulis pemula. Terima kasih sharingnya.

    BalasHapus
  13. Sharing yg sangat bermanfaat ini, Mbak. Sbg penulis memang harus memegang prinsip originalitas ya, Mbak

    BalasHapus
  14. Mendarat ke sini setelah kepo sama status Teh Tethy tentang buku yang itu. Iya ya, jangan sampai malah nyontek jatuhnya.

    BalasHapus